MainFo

Monday 31 January 2011

Ilmuwan Kembangkan Tanaman Pendeteksi Bom


Liputan6.com, London: Ilmuwan Amerika mengembangkan tanaman yang bisa mendeteksi bom. Caranya, mereka "mengajari" protein tanaman untuk mengubah warna saat ada unsur kimia tertentu. Penerapan hasil penelitian bukanlah hal yang susah, misalnya, tanaman itu bisa digunakan melingkari gerbang keamanan. Saat teroris mendekat dengan bahan peledak,  seluruh tanaman berubah warna menjadi putih.

Daily Mail melaporkan, tanaman itu bekerja karena reseptorprotein dalam DNA tanaman secara alami merespon  rangsangan ancaman dengan melepaskan unsur kimia bernama terpenoid untuk menebalkan kulit ari daun, akibatnya  daun mengubah warna. Penelitian ini dikerjakan oleh profesor biologis University of Colorado, June Medford bersama markas besar angkatan bersenjata Amerika Serikat, Pentagon. "Tanaman tidak bisa berlari atau bersembunyi dari ancaman, sehingga mereka mengembangkan sistem mutakhir untuk mendeteksi dan merespon lingkungan mereka," kata profesor Medford.

Para peneliti merancang program komputer untuk memanipulasi mekanisme pertahanan alami tanaman dengan "mengajari" reseptornya menanggapi unsur kimia  bahan peledak serta polutan  udara dan polutan air. Reseptorkomputer yang didesain ulang tersebut dimodifikasi supaya berfungsi dalam dinding sel tanaman sehingga mereka bisa mengenali polutan-polutan atau bahan peledak dalam udara atau tanah di dekatnya. Tanaman itu mendeteksi senyawa dan mengaktifkan sinyal internal yang menyebabkan hilangnya warna hijau dan  mengubahnya menjadi dedaunan putih.

Kemampuan mendeteksi dari tanaman ini serupa bahkan lebih baik daripada anjing. Sifat deteksi itu bisa digunakan untuk tanaman apapun dan bisa mendeteksi beberapa polutan sekaligus. Profesor Medford dan timnya belum lama ini menerima hibah tiga tahun senilai 7.9 juta dolar dari U.S. Defense Threat Reduction Agency untuk membawa penemuan mereka ke "dunia nyata." Penelitian itu muncul dalam jurnal PLOS ONE. (DA/Ant/ARI)


From : http://tekno.liputan6.com

Motorola Xoom, Pesaing Terbaru iPad


Liputan6.com, New York
: Pasar komputer tablet masih didominasi iPad. Namun, Motorola optimistis bisa bersaing dengan mengeluarkan produk komputer tablet terbaru berkoneksi 3G "Motorola Xoom".

Seperti dilansir Yahoo News, baru-baru ini, Xoom akan dirilis pada 17 Februari mendatang dengan harga US$ 700 (sekitar Rp 6,3 juta). Untuk Xoom berkapasitas 32GB dibandrol seharga US$ 800 (Rp 7,2 juta). Harga tersebut tak jauh berbeda dengan iPad berkapasitas 32GB yang dibandrol seharga US$ 720 (Rp 6,4 juta).

Motorola Xoom merupakan tablet pertama yang menggunakan sistem Android dari Google. Xoom sudah dilengkapi dengan layar sentuh multi 10.1 inci 1280x800, 3.0 Honeycomb, serta posesor dual-core 2 GHz. Xoom rencananya akan didistribusikan oleh Verizon Wireless. Tak hanya itu, Xoom berjaringan 4G LTE dijadwalkan rilis pada kuartal kedua mendatang.

Untuk aplikasinya, Xoom didukung kapabilitas video 1080p HD, termasuk kemampuan untuk mengoperasikan camcorder HD, Adobe Flash 10.1, dan baterai yang tahan hingga 10 jam. Selain itu, kamera depan 2 MP sudah tersedia untuk video hatting dan kamera belakang 5 MP dengan lampu flash dual LED.(JAY/ULF)

Pengguna Twitter Waspadai Worm Twitter


Liputan6.com, Jakarta: Para pemilik akun Twitter sebaiknya berhati-hati ketika bercengkrama di dunia maya, karena Kaspersky Lab, pengembang konten keamanan dan solusi manajemen ancaman komputer, telah mengindikasikan adanya 'worm Twitter' yang memanfaatkan media sosial itu.

Cata kerja worm Twitter baru itu dengan memanfaatkan layanan penyingkat URL atau link dari Google, yakni goo.gl.Penyingkat URL itu digunakan dalam sistem micro-blogging, sistem yang juga diterapkan Twitter. Hanya saja, link yang dipersingkat dapat mengancam keamanan komputer, karena teks URL yang disingkat itu sering tidak jelas dan pengguna tidak mengetahui isinya. Alhasil pemilik akun justru mengakses situs yang telah terinfeksi virus atau ancaman lainnya.

Biasanya worm Twitter yang baru ditemukan itu mengarahkan pengguna Twitter ke halaman situs yang menyediakan antivirus palsu bernama 'Security Shield'. Halaman itu menggunakan tehnik kode yang disamarkan termasuk menerapkan kriptografi RSA dalam JavaScript. Nicolas Brulez, peneliti malware pada Kaspersky Lab, menemukan bahwa ketika pengguna Twitter berada dalam situs itu, pengguna akan menerima peringatan bahwa komputernya akan menjalankan aplikasi yang mencurigakan.

Peringatan itu mendesak pengguna untuk menghapus semua ancama dari komputer mereka dan mengunduh antivirus palsu tersebut. Akibatnya setelah diundug program itu akan menyebabkan komputer terinfeksi program jahat. Para ahli dari Kaspersky Lab, seperti yang dilaporkan dalam siaran persnya, telah menemukan ribuan pesar Twitter yang terus menyebarkan worm tersebut. Sayangnya, Kapersky tidak merinci bahaya apa yang bisa disebabkan oleh worm terbaru itu. (Ant/ARI)

Google Android 3.0 Dirilis Pekan Ini


VIVAnews - Google akan menggelar konferensi pers pada Rabu pekan ini, 2 Februari 2011, untuk memamerkan versi terbaru dari sistem operasinya, Android 3.0 atau dikenal dengan codename Honeycomb.

Agak sedikit berbeda dengan versi-versi sebelumnya, Honeycomb secara spesifik akan beroperasi di perangkat komputer tablet. Langkah Google ini dinilai cukup cepat mengingat baru sepekan lalu raksasa Internet asal Mountain View itu merilis preview untuk platform SDK.

Seperti diketahui, platform SDK merupakan platform yang disediakan untuk memungkinkan para pengembang membuat aplikasi-aplikasi agar bisa beroperasi di atas Honeycomb.

Menurut laporan All Things Digital, pada Rabu nanti, Google akan mengupas Honeycomb lebih dalam, apa teknologi di belakangnya, bagaimana cara kerjanya, dan sebagainya. Langkah Google yang cepat dirumorkan karena Apple telah siap meluncurkan iPad 2 dalam waktu dekat.

Pada acara yang sama, kabarnya Google akan mendemonstrasikan Honeycomb yang sudah tertanam di dalam tablet Motorola Xoom. Para teknisi juga akan menjelaskan secara detail fungsionalitas OS Android 3.0
Penasaran dengan Motorola Xoom? Komputer tablet ini merupakan perangkat pertama yang mengadopsi Android Honeycomb sebagai OS-nya. Produk ini juga sempat dipamerkan di sela ajang CES 2011 beberapa waktu lalu. (art)

Alasan Ronaldo Marah Lawan Osasuna

VIVAnews - Cristiano Ronaldo mengecam sikap ofisial dan pemain Osasuna saat Real Madrid ditaklukkan Osasuna dengan skor 1-0 . Menurutnya, kubu tuan rumah telah melakukan tindakan yang kurang sportif.

Pada laga yang berakhir dengan kekalahan 1-0 untuk kubu Madrid itu, Ronaldo sempat beberapa kali bersitegang dengan beberapa ofisial dan pemain tuan rumah. Kepada Marca, Ronaldo membeberkan keluh kesahnya.

"Tendangan terus menerus, lebih banyak bola dari yang diizinkan di lapangan. Semua itu tidak dapat diterima dalam sebuah pertandingan sepakbola yang sangat penting," ujar Ronaldo kepada Marca.
"Apa yang terjadi hari ini tidak bagus bagi anak-anak atau orang yang menikmati pertandingan ini. Saya benci ini. Suatu hari di Sevilla, mereka juga melukai kepala Iker (Casillas). Aksi-aksi seperti ini harus mendapat denda," lanjutnya.

Meski mengaku tak menerima cara kekalahan Madrid di kandang Osasuna itu, namun CR7 mengaku masih yakin perburuan gelar La Liga masih terbuka.

"Kami harus tetap positif. Kami telah melakukan segalanya sepanjang pertandingan tapi sayangnya kami tidak menang," ujar Ronaldo.



From : http://bola.vivanews.com/news/read/202243-alasan-ronaldo-marah-lawan-osasuna

Penipu di Jejaring Sosial Pakai Umpan Baru

VIVAnews - Menurut laporan terakhir Spam Report bulanan yang dirilis Symantec, dalam beberapa bulan belakangan, muncul tren situs penipuan (phising) yang memalsukan merek-merek jejaring sosial.

Dalam upayanya untuk mengelabui pengguna, penipu menggunakan banyak taktik dan umpan baru. Tujuannya agar dapat mengelabui pengguna sehingga mereka memberikan informasi pribadi mereka.

“Salah satu contohnya adalah website phishing dengan nama “Webcam” dan yang menyediakan gambar webcam di halaman phishing-nya,” sebut Symantec dalam laporannya, 31 Januari 2010.

Di sini, situs itu memberi kesan bahwa mereka menyediakan fasilitas webcam untuk pengguna agar dapat berinteraksi satu sama lain di jejaring sosial. Padahal, situs aslinya sebenarnya tidak menyediakan fasilitas itu.

Metode kedua, kata Symantec, penipu memanfaatkan pornografi sebagai umpan untuk mencuri data pribadi pengguna. Caranya, website phishing itu mengklaim bahwa situs jejaring sosial tertentu telah mengeluarkan edisi baru untuk pengguna dewasa.

“Jejaring sosial edisi ‘baru’ tersebut mengesankan bahwa pengguna dapat melihat video dewasa dari skandal-skandal terkenal yang diambil dari kamera tersembunyi,” kata Symantec. “Lebih lanjut, situs phisihing itu mengklaim bahwa pengguna juga bisa berinteraksi dan bergabung dalam chatting khusus dewasa,” sebut Symantec.

Pada metode penipuan ini, situs penipu menyatakan bahwa pengguna bisa mengetahui berita terbaru mengenai skandal-skandal aktris terkenal. Situs juga berisi gambar porno. Tampilan dan nuansa situs dibuat untuk meningkatkan daya tarik pornografi tersebut.

Metode ketiga, umpan yang digunakan adalah penawaran palsu berupa software untuk meng-hack (hacking software). Website penipu yang menggunakan metode ini menyediakan konten yang sudah dimodifikasi sehingga mirip seperti versi alternatif dari sebuah jejaring sosial yang ditujukan untuk hacker profesional.

“Phisher terus menggunakan bentuk-bentuk umpan baru dan berbeda yang semuanya memiliki tujuan yang sama. Membuat pengguna yakin bahwa mereka akan mendapatkan manfaat jika memberikan informasi dan login ke situs yang mereka buat,” sebut Symantec.

Namun demikian, Symantec menyebutkan, tentu saja jika pengguna menjadi korban dari penipuan itu, phisher akan berhasil mencuri informasi rahasia mereka untuk pencurian identitas.



From : http://teknologi.vivanews.com/news/read/202270-penipu-di-jejaring-sosial-pakai-umpan-baru

black hole terbesar

Black hole atau lubang hitam terbesar di alam semesta telah ditemukan dengan berat 6,8 miliar kali massa Matahari. Saking besarnya, lubang tersebut konon mampu menelan Bumi beserta seluruh isi tata surya.

Dengan ukuran cakrawala sebesar itu, diperkirakan seluruh isi tata surya tidak bisa melarikan diri dari tepi ini, termasuk cahaya sekali pun. Sebagai perbandingan, besarnya bisa mencapai empat kali lipat orbit planet Neptunus.

Lubang hitam itu terletak di M87. Sejauh ini, ia adalah galaksi terbesar yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti. Jaraknya diperkirakan kurang lebih 50 juta tahun cahaya dari Bumi dan masih belum diketahui kapan 'monster' ini lahir.

Menilik ukurannya yang sangat raksasa, sejumlah ilmuwan menganggap lubang itu tercipta karena ratusan lubang hitam yang bergabung menjadi satu di masa lalu.

"Ia bisa menelan sistem tata surya kita," kata Karl Gebhardt, seorang ilmuwan asal University of Texas, Austin-AS, seperti dikutip dari All Voices, Minggu 16 Januari 2011.

Sebuah teleskop khusus di Hawaii digunakan oleh para ilmuwan untuk mengamati obyek yang diperkirakan memiliki berat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Dengan teleskop tersebut, Gebhardt dan timnya mampu mengamati obyek luar angkasa hingga kejauhan 500 km.

"Dan, lubang hitam raksasa ini adalah lubang hitam termasif dan terakurat yang pernah kami temukan," kata Astronom George Djorgovski dari California Institute of Technology di Pasadena.
sumber: "http://teknologi.vivanews.com/news/read/199563-black-hole-terbesar-di-alam-semesta-ditemukan"

Foto-Foto Jakarta dari zaman Jadul Hingga Sekarang

Zaman Doeloe:

Pancoran:


Pasar Baru:


Monas 70 an:


Glodok:


Harmoni:


Dari Udara:


Trem:


Monas:


GBK dalemnya:


Bundaran HI1:


Bund.HI2:


Semanggi:


Metromini:


Zaman Sekarang:

Soedirman 06.00 am:


Jl.Soedirman:


Mosque among Building:


In Night:


Hormat Soedirman:


Office:


Ritz C:

Monday 17 January 2011

Agenda Anti Tembakau: Untuk Kepentingan Siapa?

Politikindonesia - Nicotin War adalah hasil riset dan kajian Wanda Hamilton yang menyajikan fakta-fakta (bukan fiksi atau prediksi) bahwa di balik agenda global pengontrolan atas tembakau terdapat kepentingan besar dari bisnis perdagangan obat-obat yang dikenal sebagai Nicotine Replacement Therapy (NRT).

Sangat kuat kesan dan indikasi bahwa kepentingan kesehatan publik (public health) dengan segala kampanye bahaya tembakau hanyalah bungkusan (packaging) dari motif kepentingan bisnis perdagangan produk-produk NRT ini. Atau semacam strategi pemasaran dari produk-produk NRT ini.

Perang nikotin sebagaimana digambarkan Wanda Hamilton sudah nyaris dimenangkan oleh korporasi-korporasi farmasi internasional dengan suksesnya kampanye global anti tembakau yang mendapat dukungan penuh dari badan internasional kesehatan dunia, WHO, dan para NGO anti tembakau.

Gencarnya perang global melawan tembakau itu diawali dengan peluncuran Prakarsa Bebas Tembakau (Free Tobacco Inisitiative) yang merupakan salah satu dari tiga WHO Cabinet Project. Program ini merupakan pelaksanaan kebijakan WHO "Health for All in the 21st Century" (Kesehatan untuk Semua di Abad 21) di bawah rejim Direktur Jenderal WHO, Dr. Gro Harlem Brundtland, mantan Perdana Menteri Norwegia. Dokter dan politisi kawakan ini terpilih jadi pimpinan WHO pada bulan Mei 1998.

Proyek Prakarsa Bebas Tembakau ini langsung dapat dukungan dana dari tiga korporasi farmasi besar, yakni Pharmacia & Upjohn, Novartis dan GlaxoWellcome. Dalam pidato Brundtland di acara World Economic Forum di Davos, Switzerland, tanggal 30 Januari 1999, Brundtland umumkan kemitraan proyek (Partnership Project) ini.

Mengapa ketiga korporasi ini menyumbangkan dana dukungan bag! Prakarsa Bebas Tembakau WHO ini? Pernyataan dalam pidato Brundtland menjawab pertanyaan ini, "They all manafucture treatment products against tobacco dependence" - ketiga korporasi tersebut adalah manufaktur produk-produk Nicotine Replacement Treatment (NRT).

Hasil riset dan kajian Wanda Hamilton dalam buku Nicotine War menunjukkan kepentingan bisnis dari korporasi-korporasi farmasi internasional dalam agenda pengontrolari tembakau ini. Kenneth Warner, John Slade, dan David Sweanor dalam artikel berjudul "The Emerging market for long-term nicotine maintenance" (Journal of the American Medical Assn., Oct., 1, 1997), menggambarkan, sebagai berikut:

"... a series of technological, economic, political, regulatory and social developments augurs a strange bedfellows competition in which these industries [tobacco and pharmaceutical] will vie for shares of a new multibillion dollar long-term nicotine-maintanance market.

Wanda Hamilton adalah seorang penulis dan pensiunan akademisi. Dia telah meraih gelar M.A. dan telah tuntas menyelesaikan tiga tahun studi tingkat doktoral di Bowling Green State University, Ohio.

Di samping mengajar di tiga universitas, Hamilton bekerja sebagai jurnalis, sebagai seorang spesialis perpustakaan, dan administrator suatu kelompok yang disebut "a group home for adolescent girls". Selama sembilan tahun terakhir Wanda menjadi seorang periset independen and menulis isu-isu ilmu pengetahuan dan kebijakan publik yang berhubungan dengan merokok dan hak-hak para perokok. Wanda juga tampil sebagai seorang komentator "pro-smokers' choice" di radio and televisi lokal, nasional, dan internasional. Wanda adalah seorang anggota FORCES.

Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Proyek Prakarsa Bebas Tembakau dari WHO memberikan momentum yang tepat dan menguntungkan bagi korporasi-korporasi farmasi dalam persaingan tersebut. Setidak-tidaknya ada tiga keuntungan yang diperoleh: pertama, lewat proyek Prakarsa ini industri tembakau dapat dibunuh, setidak-tidaknya dapat dihambat perkembangannya; kedua, pada saat bersamaan industri farmasi dapat leluasa mempromosikan produk-produk therapi penggantian nikotin; ketiga, hal pertama dan kedua di atas dapat dilakukan melalui dan dengan dukungan badan dunia WHO melalui kebijakan dan regulasi yang mematikan industri tembakau dan menghidupkan industri farmasi yang menghasilkan dan menjual produk-produk therapi penggantian nikotin. Dengan dukungan WHO ini juga dua hal di atas dapat dilakukan secara global dan menerobos batas-batas kedaulatan suatu negara.

Ini nampak jelas dalam Advesory Kit WHO berjudul "Leave the Pack Behind" yang dirilis pada tahun 1999. Fokus kampanye WHO saat itu adalah "smoking cessation". Ya, mempromosikan produk-produk dari korporasi farmasi. Hal ini secara jelas dinyatakan Direktur Jenderal WHO, Brundtland dalam di advesory kit itu.

Dalam pesannya Brundtland menyatakan bahwa kita perlu agar semakin banyak yang berhasil berhenti merokok. Saat ini sudah ada treatment yang sangat sukses dengan biaya efektif. Kemudian Brundtland menyebut obat-obat pengganti nikotin seperti permen karet nikotin (nicotine gum), patches, nasa/spray dan inhalers, dan obat-obat non-nicotine seperti bupropion, yang menurut Brundtland punya peluang sukses dua kali lipat untuk menghentikan orang merokok. Dalam advesory kit itu tercantum pula bab khusus mengenai "Pharmacological aids to smoking cessation".

Bersamaan dengan itu berbagai kampanye tentang bahaya-bahaya tembakau gencar dilakukan. Melibatkan berbagai pihak. Mulai para ahli farmasi, para dokter, para politisi, para penggiat antitembakau, badan-badan nasional dan internasional. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari lobbying dan upaya menggolkan peraturan-peraturan larangan merokok dan larangan iklan, promosi, dan sponsorship produk tembakau ini. Umumnya biaya kampanye ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, didukung oleh korporasi-korporasi farmasi internasional, termasuk biaya kampanye yang diterima oleh para penggiat anti tembakau di Indonesia.

Tidak luput juga upaya menggalang dukungan dari agama-agama seperti pertemuan yang diadakan WHO dengan para pemuka agama dunia di kantor pusat WHO, Jenewa, pada tanggal 3 Mei 1999. Bagi WHO, agama merepresentasikan garis depan baru dalam mendukung suksesnya proyek Prakarsa Bebas Tembakau. Umumnya biaya untuk kampanye dan upaya ini berasal dari korporasi-korporasi farmasi.

Salah satu hal sangat penting dalam pelaksanaan proyek Prakarsa Bebas Tembakau adalah ketika WHO yang sejak awal pelaksanaan proyek telah didukung oleh korporasi-korporasi farmasi besar dunia, berhasil meletakkan landasan hukum internasional dalam memerangi tembakau dengan lahirnya Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

Konvensi ini adalah senjata hukum ampuh untuk mematikan industri tembakau dan meletakkan landasan hukum internasional bagi promosi dan perdangangan produk-produk obat pengganti nikotin yang dihasilkan dan dijual oleh korporasi-korporasi farmasi. Tidak-ada bisnis yang lebih aman dan nyaman daripada bisnis yang didukung oleh suatu lembaga internasional dan hukum internasional yang dibungkus rapih dan meyakinkan dengan bungkusan itikad baik demi kepentihgan kesehatan publik.

Maka, tidaklah heran ketika dalam Konvensi tersebut terdapat artikel khusus yang memberikan landasan hukum bagi kepentingan bisnis korporasi-korporasi farmasi sebagaimana tercantum dalam Pasal (Article) 14 di bawah judul "Demand reduction measures concerning tobacco dependence and cessation" dan Pasal 22 yang merupakan rujukan dari Pasal 14.2 (d) Konvensi tersebut.

Hal ini nampak jelas dalam pencantuman Pasal 14 FCTC dalam Proposal for Inclusion of Nicotine Replacement Therapy in the WHO Model List of Essential Medicines yang diajukan dalam acara 17th Expert Committee on the Selection and Use of Essential Medicines di Geneva pada tanggal 23 Maret - 27 Maret 2009. Pasal 14 ini dijadikan sebagai dasar hukum internasional pengajuan proposal tersebut.

Proposal ini diajukan oleh Dr. Douglas Bettcher, Direktur Prakarsa Bebas Tembakau WHO yang mengajukan argumentasi bahwa NRT diakui efektif mendukung individu melepaskan rokok. Dua bentuk NRT yakni transdermalpatches dan chewing gums, dimasukkan dalam WHO Model List of Essential Medicines. Dengan dimasukkannya dua bentuk NRT itu dalam daftar model obat esensial WHO, maka dua bentuk NRT ini secara resmi diakui WHO sebagai obat-obat esensial untuk dapat digunakan oleh negara-negara yang meratifikasi FCTC dalam mengimplementasikan ketentuan Pasal 14 FCTC. Dengan kata lain, penjualan dua bentuk NRT ini mendapat pengakuan dan dukungan dari WHO lewat implementasi ketentuan Pasal 14 FCTC.

Fakta ini menunjukkan bahwa FCTC itu tidak lain daripada suatu senjata hukum yang ampuh yang digunakan korporasi farmasi internasional memenangkan kepentingan penjualan produk-produk NRT atau memenangkan "a strange bedfellows competition for shares of a new multibillion dollar long-term nicotine-maintanance market' seperti diungkapkan Kenneth Warner, John Slade, dan David Sweanor di atas.

Konvensi ini adalah senjata hukum ampuh untuk mematikan industri tembakau dan meletakkan landasan hukum internasional bag! promosi dan perdangangan produk-produk obat pengganti nikotin yang dihasilkan dan dijual oleh korporasi-korporasi farmasi. Tidak-ada bisnis yang lebih aman dan nyaman daripada bisnis yang didukung oleh suatu lembaga internasional dan hukum internasional yang dibungkus rapih dan meyakinkan dengan bungkusan itikad baik demi kepentihgan kesehatan publik.

(Bagian dari Epilog Nicotin War, Wanda Hamilton, INSISTPress 2010 oleh Gabriel Mahal,S,H, Advokat dan Pengamat Prakarsa Bebas Tembakau di Jakarta)
(sar/dir/rin)

http://www.politikindonesia.com/inde...ingan+Siapa%3F